Rasulullah menceritakan hal terkait dengan umat, khuatir terhadap pemimpin menyesatkan

Menurut riwayat Imam Ahmad, daripada Tsauban RA, sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah SWT telah mengerutkan bumi di hadapanku, sehingga aku dapat melihat negeri-negeri timur dan barat. Dan sesungguhnya kerajaan umatku akan mencapai bahagian-bahagian bumi yang dikerutkan itu. Dan sesungguhnya aku telah diberi dua gudang kekayaan, yang merah dan yang putih (emas dan perak). Dan sesungguhnya aku telah memohon kepada Tuhanku agar umatku tidak dibinasakan dengan kemarau yang merata dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh, selain diri mereka sendiri, yang merampas kejayaan mereka. Dan sesungguhnya Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi berfirman (maksudnya): “Wahai Muhammad, sesungguhnya apabila Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka takkan boleh ditolak. Sesungguhnya Aku telah mengabulkan permohonanmu bagi umatmu, yakni mereka takkan dibinasakan dengan kemarau yang merata dan takkan dikuasai oleh musuh, selain diri mereka sendiri yang merampas kejayaan mereka, sekalipun mereka dikepung dari segala penjuru bumi” — atau Allah berfirman (maksudnya): “Orang-orang yang tinggal di segala penjuru bumi – kecuali sebahagian daripada mereka membinasakan sebahagian yang lainnya, dan sebahagian mereka menawan sebahagian lainnya.” 

“Adapun yang aku khuatirkan terhadap umatku, tidak lain ialah pemimpin yang menyesatkan. Dan apabila pedang telah diletakkan di tengah umatku, maka takkan diangkat lagi daripada mereka sampai hari kiamat.

“Dan tidak akan terjadi kiamat sehingga adanya beberapa kabilah dari umatku yang bergabung dengan orang-orang musyrik dan sehingga adanya beberapa kabilah dari umatku yang kembali menyembah berhala.

“Dan sesungguhnya akan muncul di tengah umatku tiga puluh orang pendusta, masing-masing mengaku dirinya nabi, padahal aku penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi sesudahku. Namun akan sentiasa ada segolongan daripada umatku yang membela kebenaran. Mereka tidak peduli terhadap sesiapa yang melawan mereka. Sampai datangnya perintah Allah SWT (kiamat).” 

Sumber — Huru-Hara Hari Kiamat, halaman 55/56